Selasa, 12 Juli 2011

Liga d'Huwit $ 1





Read more »

Kamis, 07 Juli 2011

Prambanan bersama teman-teman (26 April 2011)










Read more »

Selasa, 05 Juli 2011

Baturaden bersama teman-teman(23 Juni 2010)







Read more »

Sabtu, 30 April 2011

Apapun Cita-citanya Selalu Sertakan Dia dan Mereka


Terkhusus buat teman-teman kelas XII.

Teman-teman, saat ini kita berada di ambang transisi. Tidak lama lagi Insya Allah kita akan melepas seragam putih_abu-abu untuk melangkah ke perguruan tinggi/akademi/sekolah tinggi/sejenisnya. Di ambang seperti inilah biasanya kebanyakan dari kita berada pada puncak kegalauan, galau dalam menentukan pilihan.

Saya sendiri merasakan bagaimana menjadi siswa SMA, sungguh berbeda dengan dulu saat SMP, SD, dan TK(long long ago, belum ada Play Group). Saya ingat saat SMP yang saya pikirkan prestasi, prestasi, dan prestasi(yang baik). Belum ada rencana ke depan yang harus dipersiapkan. Yang penting bisa membahagiakan orang tua, keluarga, guru, dan saudara-saudara. Akan tetapi, ternyata yang saya rasakan saat ini, itu semua tidak cukup. Sekarang saya mulai menyadari betapa pentingnya peta hidup untuk tahun-tahun ke depan. Dengan demikian, Insya Allah hidup kita terencana dan terarah.

Saya mulai merenung betapa meruginya jika selama 13 tahun duduk di bangku sekolah jika hanya mendapatkan nilai, prestasi, dan kebanggaan. Sungguh itu sangat rugi. Berbeda jika kita niat untuk menjalankan kewajiban kita untuk menuntut ilmu, juga yang paling penting adalah mendapatkan keridho-an Allah swt. Untuk mendapatkan ridho Allah SWT tentunya kita harus mendapatkan ridho orang tua. Kita tentu tahu bahwa ridho Allah SWT sangat penting demi mendapatkan kebahagiaan di dunia juga di akhirat yang abadi. Teman-teman, semoga perjalanan menuntut ilmu kita mendapatkan keridho-an Allah SWT.(Amin). Mari kita luruskan niat, dengan saling mendo’akan dan mengingatkan dalam kesabaran dan kebaikan dan tercipta keberkahan.

Untuk itu sebelum kita duduk di bangku perguruan tinggi/akademi/sekolah tinggi/sejenisnya alangkah baiknya kita luruskan niat dan bulatkan tekad kita untuk menuntut ilmu dan mencari ridho Allah SWT dan tidak kalah penting adalah ridho orang tua. Sertakan ridho-Nya dan mereka(orang tua kita).

So, action now!!!

Read more »

Kamis, 28 April 2011

Apapun

Saya penah bertanya kepada salah seorang saudariku.

“Mba, boleh nggak kita minta apapun kepada Allah SWT?”

“Boleh, asal itu permintaan kita baik ya tidak papa. Kita memang diperintahkan untuk meminta segalanya dari Allah SWT dengan penuh keyakinan bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Pemberi. Selanjutnya yang sangat penting kita ingat bahwa Allah SWT menjawab do’a kita dengan tiga ketentuan

Pertama, Allah SWT akan menjawab do’a kita dengan dengan ketentuan “ya”, artinya bahwa Allah SWT memberikan sesuatu yang memang kita minta singkatnya Allah SWT mengabulkan do’a kita.

Kedua, Allah SWT akan menjawab do’a kita dengan ketentuan “belum”, artinya bahwa Allah SWT memberikan apa yang kita minta tidak sekarang karena belum tepat pada waktunya. Akan tetapi pasti Allah SWT akan memberikan itu jika memang sudah pada waktunya. Ya, kita ingat bahwa kenikmatan itu akan tersa nikmat jika sudah pada waktunya.

Ketiga, Allah SWT akan menjawab do’a kita dengan ketentuan “tidak”, artinya berarti Allah SWT tidak memebrikan apa yang kita minta, tetapi yakinlah bahwa Allah SWT mengganti apa yang kita minta dengan sesuatu yang jauh lebih indah dan lebih baik buat kita. Ingatlah bahwa semua kan ada hikmahnya.”

Kemudian aku bertanya lagi

“Mba, jadi boleh kan kita minta apa pun kepada Allah SWT?”

“Oh, tentu”

“Apapun itu?”

“Apapun Dek.”

“Apapun?”

“Apapun.”
Read more »

Kamis, 17 Maret 2011

Prajurit Jaga Malam

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
Read more »

Sabtu, 04 September 2010

Rendah Hati Ala Rasulllah


Sumberhttp://www.alfurqon.or.id/component/content/article/64-guru/361-fitra-diana

Bercermin dengan kehidupan Rasulullah saw, banyak sekali pelajaran tentang sifat tawadhu beliau yang dapat kita jadikan panutan, di antaranya:


- Jika beliau berpapasan dengan anak kecil atau orang yang lebih muda, beliau tidak segan dan sungkan untuk memulai mengucapkan salam.


- Beliau tidak menepis tangan seorang budak yang menarik tangan beliau.

- Jika beliau makan, beliau tidak sungkan untuk membersihkan jari jemarinya dengan bibirnya.


- Jika sedang berada di rumah, beliau tidak sungkan membantu pekerjaan rumah istrinya.


-Beliau tidak pernah menyimpan dan membalas dendam.


- Beliau biasa menjahit sandal dan sepatunya sendiri, memerah susu kambing untuk keluarganya, menggiring ternaknya, makan bersama para pembantunya, duduk bersama orang-orang miskin, membantu para janda dan anak-anak yatim, senantiasa mengucapkan salam terlebih dahulu kepada siapa saja yang ditemuinya, memenuhi undangan yang berikan kepadanya, walaupun bukan berasal dari orang terpandang .


- Beliau adalah sosok yang santun, berperilaku baik, bertabiat mulia, pandai bergaul, ramah, murah senyum, rendah hati namun tidak hina, dermawan namun tidak royal, lembut hatinya, pengasih terhadap kaum muslim, senantiasa merangkul kaum mukminin, baik hati dan tidak angkuh.


- Beliau senantiasa mengunjungi orang sakit, menyaksikan jenazah, tunggangan sederhana (keledai), dan memenuhi undangan walau yang mengundang sekelas budak.


- Dan para hari perang Quraizhah, tunggangan beliau hanyalah keledai yang moncongnya di ikat dengan tali kekang terbuat dari serabut, dan pelana yang beliau duduki pun terbuat dari anyaman serabut”.[1] riwayatkan dari Anas bin Malik ra, ia berkata: “Suatu ketika Nabi saw mendapatkan undangan untuk hadir dalam sebuah jamuan roti yang terbuat dari gandum, dan roti-roti tersebut sudah berbau apek. Meski demikian, beliau tetap memenuhi undangan itu. Beliau memiliki sebuah baju besi yang tergadai pada seorang Yahudi, namun hingga beliau wafat beliau tidak memiliki cukup uang untuk menebusnya kembali” (HR At-Turmudzi). [1] Madariju As-Salikin, hal 341. Lihat juga : Asy-Syamail Al-Muhammadiyah karangan At-Turmudzi, hal 284 dst. Dalam sirah kehidupan Rasulullah saw banyak sekali aplikasi sikap hidup yang tawadhu dan akhlak mulia yang patut kita contoh.


Contoh lain yang menggambarkan sifat tawadhu’ Rasulullah adalah kisah yang dituturkan oleh Anas ra: “Beliau pernah diberi kurma yang ada ulatnya. Lalu beliau menghembus-hembus buah kurma tersebut hingga ngengat buah yang ada di dalamnya keluar”[2] Shahihu Al-Jami’, 1/271


Rasulullah saw berdoa: “Ya Allah hidupkan aku dalam kondisi miskin dan matikan aku dalam kondisi miskin, dan bangkitkan aku bersama orang-orang miskin” [3] Al-Ihya’, 3/361


Ibnu Al-Atsir menjelaskan: “Doa tersebut beliau maksudkan sebagai perwujudan sikap tawadhu dan merendahkan diri di hadapan Allah. Dan dijauhkan dari sifat angkuh dan semena-mena”.[4] Madariju As-Salikin, hal. 344


Dalam hal ini Aisyah menyatakan: “Salah satu ibadah utama yang kerap kalian lalaikan adalah sikap tawadhu’.[5]HR al-Bukhari


Hamdun Al-Qasshar menjelaskan mengenai defenisi tawadhu’, yaitu: “menghindari sikap yang membuat orang lain seolah merasa butuh pada anda, baik itu dalam urusan agama maupun urusan dunia”.[6] Diriwayatkan oleh Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani.


Tatkala al-Fudhail bin Iyadh ditanya tentang tawadhu’ beliau menjawab dengan sebuah pengertian: “Tawadhu itu, tunduk pada kebenaran dan mau menerima kebenaran itu dari siapapun yang mengungkapkannya”.

Ada pula yang mengatakan: “Jangan nampakkan diri anda terhormat atau berharga. Jika masih bersikap demikian, maka anda belum bertawadhu’”.

Ada pula yang mengatakan: “Tawadhu itu bersikap ramah dan lemah lembut”.

Yang lain menyebutkan: “Tawadhu adalah tidak menampakkan diri sebagai orang yang berkedudukan atau lebih baik dari yang lainnya”.

Sedangkan menurut Ibnu Athaillah: “Tawadhu’ itu menerima kebenaran dari siapapun. Kemuliaan itu terdapat dalam sikap tawadhu’. Siapa yang mencarinya dalam keangkuhan ibarat mencari air dalam kobaran api”.

Read more »

Selasa, 12 Juli 2011

Sabtu, 30 April 2011

Apapun Cita-citanya Selalu Sertakan Dia dan Mereka


Terkhusus buat teman-teman kelas XII.

Teman-teman, saat ini kita berada di ambang transisi. Tidak lama lagi Insya Allah kita akan melepas seragam putih_abu-abu untuk melangkah ke perguruan tinggi/akademi/sekolah tinggi/sejenisnya. Di ambang seperti inilah biasanya kebanyakan dari kita berada pada puncak kegalauan, galau dalam menentukan pilihan.

Saya sendiri merasakan bagaimana menjadi siswa SMA, sungguh berbeda dengan dulu saat SMP, SD, dan TK(long long ago, belum ada Play Group). Saya ingat saat SMP yang saya pikirkan prestasi, prestasi, dan prestasi(yang baik). Belum ada rencana ke depan yang harus dipersiapkan. Yang penting bisa membahagiakan orang tua, keluarga, guru, dan saudara-saudara. Akan tetapi, ternyata yang saya rasakan saat ini, itu semua tidak cukup. Sekarang saya mulai menyadari betapa pentingnya peta hidup untuk tahun-tahun ke depan. Dengan demikian, Insya Allah hidup kita terencana dan terarah.

Saya mulai merenung betapa meruginya jika selama 13 tahun duduk di bangku sekolah jika hanya mendapatkan nilai, prestasi, dan kebanggaan. Sungguh itu sangat rugi. Berbeda jika kita niat untuk menjalankan kewajiban kita untuk menuntut ilmu, juga yang paling penting adalah mendapatkan keridho-an Allah swt. Untuk mendapatkan ridho Allah SWT tentunya kita harus mendapatkan ridho orang tua. Kita tentu tahu bahwa ridho Allah SWT sangat penting demi mendapatkan kebahagiaan di dunia juga di akhirat yang abadi. Teman-teman, semoga perjalanan menuntut ilmu kita mendapatkan keridho-an Allah SWT.(Amin). Mari kita luruskan niat, dengan saling mendo’akan dan mengingatkan dalam kesabaran dan kebaikan dan tercipta keberkahan.

Untuk itu sebelum kita duduk di bangku perguruan tinggi/akademi/sekolah tinggi/sejenisnya alangkah baiknya kita luruskan niat dan bulatkan tekad kita untuk menuntut ilmu dan mencari ridho Allah SWT dan tidak kalah penting adalah ridho orang tua. Sertakan ridho-Nya dan mereka(orang tua kita).

So, action now!!!

Kamis, 28 April 2011

Apapun

Saya penah bertanya kepada salah seorang saudariku.

“Mba, boleh nggak kita minta apapun kepada Allah SWT?”

“Boleh, asal itu permintaan kita baik ya tidak papa. Kita memang diperintahkan untuk meminta segalanya dari Allah SWT dengan penuh keyakinan bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Pemberi. Selanjutnya yang sangat penting kita ingat bahwa Allah SWT menjawab do’a kita dengan tiga ketentuan

Pertama, Allah SWT akan menjawab do’a kita dengan dengan ketentuan “ya”, artinya bahwa Allah SWT memberikan sesuatu yang memang kita minta singkatnya Allah SWT mengabulkan do’a kita.

Kedua, Allah SWT akan menjawab do’a kita dengan ketentuan “belum”, artinya bahwa Allah SWT memberikan apa yang kita minta tidak sekarang karena belum tepat pada waktunya. Akan tetapi pasti Allah SWT akan memberikan itu jika memang sudah pada waktunya. Ya, kita ingat bahwa kenikmatan itu akan tersa nikmat jika sudah pada waktunya.

Ketiga, Allah SWT akan menjawab do’a kita dengan ketentuan “tidak”, artinya berarti Allah SWT tidak memebrikan apa yang kita minta, tetapi yakinlah bahwa Allah SWT mengganti apa yang kita minta dengan sesuatu yang jauh lebih indah dan lebih baik buat kita. Ingatlah bahwa semua kan ada hikmahnya.”

Kemudian aku bertanya lagi

“Mba, jadi boleh kan kita minta apa pun kepada Allah SWT?”

“Oh, tentu”

“Apapun itu?”

“Apapun Dek.”

“Apapun?”

“Apapun.”

Kamis, 17 Maret 2011

Prajurit Jaga Malam

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

Sabtu, 04 September 2010

Rendah Hati Ala Rasulllah


Sumberhttp://www.alfurqon.or.id/component/content/article/64-guru/361-fitra-diana

Bercermin dengan kehidupan Rasulullah saw, banyak sekali pelajaran tentang sifat tawadhu beliau yang dapat kita jadikan panutan, di antaranya:


- Jika beliau berpapasan dengan anak kecil atau orang yang lebih muda, beliau tidak segan dan sungkan untuk memulai mengucapkan salam.


- Beliau tidak menepis tangan seorang budak yang menarik tangan beliau.

- Jika beliau makan, beliau tidak sungkan untuk membersihkan jari jemarinya dengan bibirnya.


- Jika sedang berada di rumah, beliau tidak sungkan membantu pekerjaan rumah istrinya.


-Beliau tidak pernah menyimpan dan membalas dendam.


- Beliau biasa menjahit sandal dan sepatunya sendiri, memerah susu kambing untuk keluarganya, menggiring ternaknya, makan bersama para pembantunya, duduk bersama orang-orang miskin, membantu para janda dan anak-anak yatim, senantiasa mengucapkan salam terlebih dahulu kepada siapa saja yang ditemuinya, memenuhi undangan yang berikan kepadanya, walaupun bukan berasal dari orang terpandang .


- Beliau adalah sosok yang santun, berperilaku baik, bertabiat mulia, pandai bergaul, ramah, murah senyum, rendah hati namun tidak hina, dermawan namun tidak royal, lembut hatinya, pengasih terhadap kaum muslim, senantiasa merangkul kaum mukminin, baik hati dan tidak angkuh.


- Beliau senantiasa mengunjungi orang sakit, menyaksikan jenazah, tunggangan sederhana (keledai), dan memenuhi undangan walau yang mengundang sekelas budak.


- Dan para hari perang Quraizhah, tunggangan beliau hanyalah keledai yang moncongnya di ikat dengan tali kekang terbuat dari serabut, dan pelana yang beliau duduki pun terbuat dari anyaman serabut”.[1] riwayatkan dari Anas bin Malik ra, ia berkata: “Suatu ketika Nabi saw mendapatkan undangan untuk hadir dalam sebuah jamuan roti yang terbuat dari gandum, dan roti-roti tersebut sudah berbau apek. Meski demikian, beliau tetap memenuhi undangan itu. Beliau memiliki sebuah baju besi yang tergadai pada seorang Yahudi, namun hingga beliau wafat beliau tidak memiliki cukup uang untuk menebusnya kembali” (HR At-Turmudzi). [1] Madariju As-Salikin, hal 341. Lihat juga : Asy-Syamail Al-Muhammadiyah karangan At-Turmudzi, hal 284 dst. Dalam sirah kehidupan Rasulullah saw banyak sekali aplikasi sikap hidup yang tawadhu dan akhlak mulia yang patut kita contoh.


Contoh lain yang menggambarkan sifat tawadhu’ Rasulullah adalah kisah yang dituturkan oleh Anas ra: “Beliau pernah diberi kurma yang ada ulatnya. Lalu beliau menghembus-hembus buah kurma tersebut hingga ngengat buah yang ada di dalamnya keluar”[2] Shahihu Al-Jami’, 1/271


Rasulullah saw berdoa: “Ya Allah hidupkan aku dalam kondisi miskin dan matikan aku dalam kondisi miskin, dan bangkitkan aku bersama orang-orang miskin” [3] Al-Ihya’, 3/361


Ibnu Al-Atsir menjelaskan: “Doa tersebut beliau maksudkan sebagai perwujudan sikap tawadhu dan merendahkan diri di hadapan Allah. Dan dijauhkan dari sifat angkuh dan semena-mena”.[4] Madariju As-Salikin, hal. 344


Dalam hal ini Aisyah menyatakan: “Salah satu ibadah utama yang kerap kalian lalaikan adalah sikap tawadhu’.[5]HR al-Bukhari


Hamdun Al-Qasshar menjelaskan mengenai defenisi tawadhu’, yaitu: “menghindari sikap yang membuat orang lain seolah merasa butuh pada anda, baik itu dalam urusan agama maupun urusan dunia”.[6] Diriwayatkan oleh Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani.


Tatkala al-Fudhail bin Iyadh ditanya tentang tawadhu’ beliau menjawab dengan sebuah pengertian: “Tawadhu itu, tunduk pada kebenaran dan mau menerima kebenaran itu dari siapapun yang mengungkapkannya”.

Ada pula yang mengatakan: “Jangan nampakkan diri anda terhormat atau berharga. Jika masih bersikap demikian, maka anda belum bertawadhu’”.

Ada pula yang mengatakan: “Tawadhu itu bersikap ramah dan lemah lembut”.

Yang lain menyebutkan: “Tawadhu adalah tidak menampakkan diri sebagai orang yang berkedudukan atau lebih baik dari yang lainnya”.

Sedangkan menurut Ibnu Athaillah: “Tawadhu’ itu menerima kebenaran dari siapapun. Kemuliaan itu terdapat dalam sikap tawadhu’. Siapa yang mencarinya dalam keangkuhan ibarat mencari air dalam kobaran api”.

 
Cheap Web Hosting | Top Web Host | Great HTML Templates from easytemplates.com.